Senin, 17 September 2012

Kode Busi NGK dan Denso


berikut adalah kode-kode yang muncul di box part busi.
NGK
1. C : diameter ulir busi (B : 14mm, C : 10mm, D : 12mm)
2. P : type rancangan busi (hanya pabrikan yg tahu kode ini)
3. R : busi dengan resistor di dalamnya (untuk mesin dengan teknology digital menggunakan busi type ini untuk menghindari terjadinya frekuensi yg dapat mengganggu pembacaan sensor digital)
4. “7″ : tingkat panas busi ( semakin kecil angkany 6, 5, 4 disebut busi panas. Semakin besar 8, 9 disebut busi dingin)
5. H : panjang ulir busi (H : 12,7mm , E : 19mm, L : 11,2mm)
6. S : type elektroda tengah (IX : inti elektroda dari bahan iridium, G : type busi racing <spesial performance>, P : inti tengah berbahan platinum, S : inti tengah tembaga <standar> )
7 . “9″ : celah inti elektroda busi (9 : celah busi 0,9mm , 10 : celah busi 1mm)
Denso
1. U : diameter ulir busi (U : 10mm, X : 12mm, W : 14mm)
2. “22″ : tingkat panas busi (semakin kecil angkany 20, 19 disebut busi panas. Semakin besar 24, 26 disebut busi dingin)
3. F : panjang ulir busi (E : 19mm, F : 12,7mm , L : 11,2mm)
4. S : type rancangan busi
5. U : bentuk elektroda samping “U”
6. “9″ : celah inti tengah elektroda (9 : celah busi 0,9mm , 10 : celah busi 1mm)
Semoga informasi ini dapat membantu anda untuk mengetahui spesifikasi busi motor, atau pun untuk mensubsitusi atau memakai busi dari motor jenis lain bahkan merek lain asalkan dengan kode yang sama, baik diameter ulir, panjang ulir, tingkat panas busi dsb.
Nantikan info berikutnya mengenai tingkat panas busi.
Berikut adalah kode-kode yang muncul di box part busi
NGK
1. C : diameter ulir busi (B : 14mm, C : 10mm, D : 12mm)
2. P : type rancangan busi (hanya pabrikan yg tahu kode ini)
3. R : busi dengan resistor di dalamnya (untuk mesin dengan teknology digital menggunakan busi type ini untuk menghindari terjadinya frekuensi yg dapat mengganggu pembacaan sensor digital)
4. “7″ : tingkat panas busi ( semakin kecil angkany 6, 5, 4 disebut busi panas. Semakin besar 8, 9 disebut busi dingin)
5. H : panjang ulir busi (H : 12,7mm , E : 19mm, L : 11,2mm)
6. S : type elektroda tengah (IX : inti elektroda dari bahan iridium, G : type busi racing <spesial performance>, P : inti tengah berbahan platinum, S : inti tengah tembaga <standar> )
7 . “9″ : celah inti elektroda busi (9 : celah busi 0,9mm , 10 : celah busi 1mm)
Denso
1. U : diameter ulir busi (U : 10mm, X : 12mm, W : 14mm)
2. “22″ : tingkat panas busi (semakin kecil angkany 20, 19 disebut busi panas. Semakin besar 24, 26 disebut busi dingin)
3. F : panjang ulir busi (E : 19mm, F : 12,7mm , L : 11,2mm)
4. S : type rancangan busi
5. U : bentuk elektroda samping “U”
6. “9″ : celah inti tengah elektroda (9 : celah busi 0,9mm , 10 : celah busi 1mm)
Semoga informasi ini dapat membantu anda untuk mengetahui spesifikasi busi motor, atau pun untuk mensubsitusi atau memakai busi dari motor jenis lain bahkan merek lain asalkan dengan kode yang sama, baik diameter ulir, panjang ulir, tingkat panas busi dsb.

Minggu, 16 September 2012

Rasio Drag Motor Matik Atau Harian

Ambil contoh Yamaha Mio. Produsen garputala Gigi rasio standar skubek, pakai mata 13/40. Ketika memakai pelek 14 inci, maka perhitungan rasio menjadi 13/10 = 14 / X. Maka X = 43,076. Nah, serta skubek sudah mengganti ban 17 inci. X menghitung harus 43,076.

Karena jika kita menggunakan 17 inci yang sama namun rasio. Jadi tumbuh sejumlah besar alias berat. Ya, 13/40 = 17 / X X = 52,307. Sekarang, ini adalah penyebab skubek berlari lambat ketika mengubah rims lebih besar tapi kecepatan masih lebih besar.

Nah, biarkan aku berjalan lebih mantap melaju alias. "Seting perlu memprogram ulang Gigi Rasio Hubungan Pelek Dan Rasio" untuk menggantikan rasio yang tepat. Di pasaran, sudah ada gigi rasio aftermarket. Harga jual, mulai dari Rp 350 ribuan, tergantung merek.

Tanpa merek panggilan, ada dua gigi rasio ditawarkan. Ya, ukuran 15/40 dan 15/39 mata mata. Kedua rasio ini, bisa menjawab kekurangan skubek berpelek 17 inci. Itu karena perhitungan rasio, rada mirip dengan gigi rasio standar.

Hitung?  15/40 = 17 / X sehingga X = 45,333. Tetapi jika Anda ingin lebih enteng lagi, silakan memakai ukuran 15/39. Karena hasil, 15/39 = 17 / X maka X = 44,155. Begitunya, roda yang lebih besar, saya juga dipercepat lagi.

BATAS AMAN PUTARAN MESIN

Sebagaimana Sama kita ketahui bahwasanya Piston / sekher merupakan KOMPONEN VITAL dalam sebuah Mesin Otomotif,, karena pergerakan Piston inilah yang menjadi inti dari sebuah mesin Otomotif..

Dan sebagai Komponen yang bergerak,, Piston juga memiliki BATAS AMAN atau Kecepatan Ideal yang biasa di sebut dengan PISTON SPEED di dunia Balap.. “Piston Speed” merupakan Angka pedoman bagi Enginering pabrikan maupun Mekanik Balap dalam Meramu Formula Pada Mesin yang akan di bangunnya,, karena dari “Piston Speed” (PS) inilah dapat di tentukan Ketahanan maupun karakter Mesin barunya Nanti..
Adapun Kecepatan Ideal Piston (PS) adalah 21 meter/Detik (21 m/s)
Dan untuk menghitung Kecepatan Piston Kendaraan di dapat dengan Menggunakan Rumus:
( 2 x Stroke#dalam satuan meter# x Rpm)/60
*Angka “2″ merupakan perwakilan dari gerak piston yang turun-naik saat mesin berputar 1 putaran penuh.
*stroke / langkah piston harus di kompersikan ke satuan meter dari milimeter
*RPM merupakan putaran mesin tertinggi yang di inginkan.
*Dan /60 merupakan pengalihan dari putaran RPM (Rotari per Menit) menjadi DETIK (second)
Mari kita coba terapkan Rumus kecepatan ideal “PS” mencari Batas aman kendaraan Kita,, Sebagai contoh Motor Kawasaki Ninja R/RR:
Stroke / langkahnya 54,4mm di jadikan meter jadi 0,0544 lalu mengingat red linenya di 11.000 RPM maka kita Coba Masukkan di 12.000 RpM dan masukkan ke Rumus:
(2 x 0,0544 x 12.000 ) : 60 =>
(1.305,6) : 60 = 21,76 m/s
Yang Artinya Mesin Kawasaki Ninja R/RR MASIH AMAN di geber melewati Redline-nya Hingga 12.000 RpM Karena masih dalam batas Kecepatan Piston Idealnya adalah 21 m/s
Contoh lain kita ambil Pada Honda Tiger yang mempunyai Stroke 62mm / 0,062meter yang telah di pasangi CDI Unlimiter dan di Geber hingga 12.000 RpM..
(2 x 0,062m x 12.000Rpm) : 60 =>
(1488) : 60 = 24,80 m/s
Artinya Apabila Honda tiger masih menggunakan Mesin Standardnya kemudian di Paksa hingga 12.000 Rpm di Jamin Piston si Macan Akan MONCRODDz alias Jebol..

Karena sudah Jauh Melewati Batas Aman Kecepatan Piston /PS yang berada di 21 meter/ detik..